"Tolong dishare, ada info yang cukup mengejutkan dari dokter dan LSM yang menangani masalah narkoba. Para penderita HIV/AIDS yang merasa putus asa dan merasa tidak ada kepedulian pemerintah terhadap mereka, mulai dendam. Mereka berniat menyebarkan penyakit ini dengan media tusuk gigi yang banyak terdapat di restoran dan rumah makan. Memakai tusuk gigi tersebut hanya untuk melukai gusinya supaya berdarah lalu diusap hingga tidak kelihatan darahnya, kemudian tusuk gigi yang sudah tercemar tersebut dikembalikan ke tempatnya, harap jadi perhatian!!!
SMS ini sudah beredar di Buleleng Bali sejak 21 Juni 2011, dan sudah di klarifikasi oleh Ketua Komisi Penanggulang AIDS Daerah (KPAD) Buleleng Made Arga Pynatih, Rabu (22/6) mengatakan HIV/AIDS secara teori tidak bisa ditularkan melalui tusuk gigi yang mengandung darah di penderita. "Saya kira tusuk gigi berisi darah penderita HIV/AIDS tidak akan menularkan penyakit itu karena sudah terkontaminasi udara bahkan sudah kering,"ujarnya . (Sumber : http://www.mediaindonesia.com/)
Isu yang disebarkan melalui SMS berantai yang berisi penularan HIV-AIDS melalui tusuk gigi yang dilakukan oleh ODHA (orang hidup dengan HIV-AIDS) kembali marak. Hal ini sangat meresahkan masyarakat.
Koordinator Kaukus Masyarakat Anti Narkoba, Eni Mardiyanti kemarin menjelasan, sebenarnya hal ini tidak hanya meresahkan masyarakat namun juga kalangan medis, dan LSM pendamping ODHA (orang hidup dengan HIV-AIDS).
SMS tersebut berbunyi para penderita HIV-AIDS yang merasa putus asa karena tidak ada perhatian dari pemerintah berniat menyebarkan penyakit mematikan ini. Modusnya, yaitu melalui tusuk gigi yang banyak terdapat di warung ataupun restoran.
"Bunyi SMS tersebut tentu memojokkan keberadaan para ODHA, dan hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi," katanya. Ia menambahkan, isu yang keliru ini sebenarnya sudah pernah disebarkanbeberapa tahun lalu di Indonesia.
"Alur penularan HIV-AIDS tidak semudah itu dan perlu proses yang berkelanjutan," bantahnya.
Proses penularan biasanya berulang - ulang terjadi, seperti penggunaan jarum suntik secara bergantian, dengan mengandung jumlah virus yang tak sedikit.
"Disisi lain, darah yang menularkan adalah darah segar. Jika sudah diusap dan dibiarkan kering maka virus akan lebih cepat mati, dan tidak bisa terjadi penularan," jelasnya. (http://suaramerdeka.com/)
Koordinator Kaukus Masyarakat Anti Narkoba, Eni Mardiyanti kemarin menjelasan, sebenarnya hal ini tidak hanya meresahkan masyarakat namun juga kalangan medis, dan LSM pendamping ODHA (orang hidup dengan HIV-AIDS).
SMS tersebut berbunyi para penderita HIV-AIDS yang merasa putus asa karena tidak ada perhatian dari pemerintah berniat menyebarkan penyakit mematikan ini. Modusnya, yaitu melalui tusuk gigi yang banyak terdapat di warung ataupun restoran.
"Bunyi SMS tersebut tentu memojokkan keberadaan para ODHA, dan hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi," katanya. Ia menambahkan, isu yang keliru ini sebenarnya sudah pernah disebarkanbeberapa tahun lalu di Indonesia.
"Alur penularan HIV-AIDS tidak semudah itu dan perlu proses yang berkelanjutan," bantahnya.
Proses penularan biasanya berulang - ulang terjadi, seperti penggunaan jarum suntik secara bergantian, dengan mengandung jumlah virus yang tak sedikit.
"Disisi lain, darah yang menularkan adalah darah segar. Jika sudah diusap dan dibiarkan kering maka virus akan lebih cepat mati, dan tidak bisa terjadi penularan," jelasnya. (http://suaramerdeka.com/)
Dan hingga sampai pertengahan bulan Oktober 2011 ini SMS ini masih beredar dan menimbulkan kehebohan di masyarakat. Dan berbagai pihak yang berkompeten sudah memberi jawaban yang bersifat teknis ilmiah tentang kecilnya penularan penyakit HIV-AIDS melalui cara tersebut (silahkan baca beberapa artikel di link berikut : http://www.google.co.id/search?q=sms+aids+tusuk+gigi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.
Terlepas benar tidaknya informasi tersebut namun mari kita ambil hikmah sisi positif, yaitu agar supaya kita berhat-hati dalam menjaga kesehatan dan mencegah menularnya penyakit menular dengan perantara peralatan di dalam fasilitas umum.
Lalu apa bagaimana caranya ?
Lalu apa bagaimana caranya ?
- Gunakan fasilitas umum seperlunya saja, misalnya toilet umum, angkutan umum, tempat hiburan malam.
- Hindari penggunaan fasilitas umum dengan menyediakan sendiri apa yang kita butuhkan, misal tusuk gigi, tisu/ sapu tangan, sikat gigi, lap tangan, handuk, dan lain-lain.
- Jangan ijinkan orang lain menggunakan peralatan pribadi anda, seperti sikat gigi, handuk, lebih baik sediakan anda sediakan khusus untuk tamu-tamu anda
- Hindari kawasan abu-abu yang rawan menyebabkan penyakit, misal rumah sakit, tempat hiburan malam, pasar tradisional atau tempat-tempat yang kurang terjaga kebersihannya.
- Selalu sediakan alkohol/ sabun cair untuk mencuci tangan kita setelah memegang benda-benda yang rawan menularkan penyakit, misal uang kertas, tisu bekas orang lain.
- Bijak saat menggunakan fasilitas umum, di toilet umum kurangi kontak tubuh saat menggunakan closed duduk, jika ada pilihan gunakan closed jongkok.
- Hindari / kurangi makan makanan di tempat umum yang belum tentu terjamin kualitas bahan olahan dan kebersihannya, dijajakan keliling tanpa penutup dan harganya sangat murah.
- Hindari dan jangan gunakan narkoba untuk kesehatan dan masa depan anda.
Bukannya kami menyuruh anda menjadi sosok "alien sok bersih" yang memandang buruk lingkungan sekitar, namun bukankah mencegah itulebih baik dari pada mengobati ?
Sumber : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/
Sumber : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/
artikel yang bagus tetap berkarya
BalasHapuspantai goa cina